• Jelajahi

    Copyright © indik.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

     


    REFLEKSI MEMPERINGATI HARI KESAKTIAN PANCASILA “MEMBANGUN KONSEP PEREKONOMIAN INDONESIA BERASASKAN PANCASILA

    www.indik.id
    10/01/2025, 17:27 WIB Last Updated 2025-10-01T10:33:11Z

    Indik . id jakarta - Dalam kajian ekonomi secara teoritis, sangat jarang ahli atau pakar ekonomi (economist) yang 

    mendasarkan pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan nilai - nilai 

    keagamaan. 

    Sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas (free 

    competition atau free fight liberalism system), dan akibatnya kelompok capitalist akan menguasai 

    market dan menyingkirkan kelompok - kelompok usaha dengan modal lemah. Keadaan seperti itu 

    terjadi sebagai implikasi dari perkembangan ilmu ekonomi pada akhir abad kedelapan belas, 

    yang menumbuhkan ekonomi kapitalis (capitalist economy). 


    Akan tetapi, suatu fenomena paradoks 

    yaitu di Eropa pada awal abad kesembilan belas muncul pemikiran sebagai reaksi atas perkembangan 

    ekonomi liberal yaitu sosialisme komunisme yang memperjuangkan nasib kaum PROLETAR yang 

    ditindas oleh kaum KAPITALIS. 

    Dengan demikian, menjadi sangat penting (very important) bahkan 

    mendesak (urgent) untuk dikembangkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip moralitas 

    humanistik, ekonomi yang berkemanusiaan.

    Mubyarto adalah ekonom yang mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi humanistik 

    (humanistic economy) yang berdasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas 

    menyeluruh di Indonesia (for the welfare of the people at large in Indonesia). 


    Pengembangan ekonomi 

    bukan hanya mengejar pertumbuhan, melainkan demi kemanusiaan, kemakmuran dan kesejahteraan, 

    dan meningkatkan peradaban seluruh bangsa. Metode demikian disebut sistem ekonomi Indonesia 

    didasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Pengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan 

    nilai – nilai moral kemanusiaan. 


    Konsep "EKONOMI KEKELUARGAAN" didasarkan pada kenyataan 

    bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi 

    lebih sejahtera secara adil dan merata. Ekonomi harus didasarkan pada kemanusiaan, yaitu demi 

    kesejahteraan kemanusiaan, ekonomi untuk kesejahteraan manusia sehingga kita harus 

    menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan pada persaingan bebas 

    yang tidak terkendali (uncontrolled free competition) , monopoli (monopoly, monopolie) dan 

    sebagainya yang menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat, menimbulkan penindasan atas 

    manusia satu dengan lainnya (human oppression of one another).

    Ekonomi Pancasila adalah sebuah sistem perekonomian yang didasarkan pada lima sila dalam 

    Pancasila.


     Terminologi "Ekonomi Pancasila" muncul pada tahun 1967 dalam suatu artikel yang 

    dikarang oleh Emil Salim. Pada masa itu belum begitu jelas apa yang dimaksud dengan 

    istilah "Ekonomi Pancasila", kemudian tahun 1979 menjadi jelas dipahami ketika Emil Salim 

    membahasnya. Pada esensinya, Ekonomi Pancasila adalah suatu konsep kebijaksanaan ekonomi, 

    setelah mengalami pergerakan seperti "bandul jam" dari kiri ke kanan, hingga mencapai titik 

    keseimbangan. Ke kanan artinya bebas mengikuti aturan pasar, sedangkan ke kiri artinya mengalami 

    intervensi negara dalam bentuk perencanaan terpusat. Secara sederhana, Ekonomi Pancasila dapat 

    disebut sebagai sebuah sistem ekonomi pasar dengan pengendalian pemerintah atau "ekonomi pasar 

    terkendali". 

    Mungkin ada istilah-istilah lain yang mendekati pengertian "Ekonomi Pancasila", yaitu 

    sistem ekonomi campuran, maksudnya campuran antara sistem kapitalisme dan sosialisme atau sistem 

    ekonomi jalan ketiga.


    Kedua istilah sitem ekonomi global yang dinamakan "Sistem Ekonomi Kapitalisme" dan "Sistem 

    Ekonomi Sosialisme" memiliki banyak variasi di dunia. 


    Sistem ekonomi yang berlaku di Amerika 

    Utara dan Eropa Barat umpamanya, dapat disebut sebagai sistem ekonomi campuran, karena sudah 

    tidak asli kapitalis, tetapi bukan pula sosialis. 


    Namun persepsi umum menilai bahwa sistem ekonomi 

    Amerika Serikat adalah sebuah model ekonomi kapitalis yang paling representatif, sedangkan sistem 

    ekonomi di Uni Soviet (dulu sampai 1991) atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah model ekonomi 

    sosialis (socialist economy) yang paling baku. 


    Model ekonomi (economic modern) yang mendekati 

    model ekonomi campuran (mixed economy) adalah sistem ekonomi Inggris atau negara - negara Eropa 

    Barat yang lazim disebut juga sebagai "Negara Kesejahteraan" (welfare state).


    Ekonomi Pancasila merupakan prinsip fundamental dari sistem ekonomi Indonesia yang telah 

    diamanatkan dalam Konstitusi Tertulis/Naskah (written constitution) yaitu Undang - Undang 

    Dasar 1945. Suatu sistem ekonomi yang digali dan dibangun dari nilai - nilai kearifan lokal (values of 

    local wisdom) yang telah terkristalisasi dan menjadi rujukan dalam interaksi kehidupan 

    bermasyarakat di kalangan rakyat Indonesia. 


    Prinsip dasar (basic principles) yang terkandung dalam 

    "Ekonomi Pancasila" antara lain; kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang 

    diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan. Sebagaimana teori ekonomi neo-klasik yang 

    dibangun atas dasar paham liberal dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar, 


    Sistem Ekonomi Pancasila juga dibangun atas dasar nilai - nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, 

    yang bisa berasal dari nilai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang 

    membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia, yang tercermin dari budaya gotong royong 

    (mutual cooperation culture) antara lain terjewantah melalui lembaga koperasi.


    Penulis: Dr. Appe Hutauruk, SH., MH.

    Advokat dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini